link menu

Monday, July 9, 2012

Setujukah antum dengan analisa seorang ikhwah berikut ini….!


DIBALIK ISU ALIRAN SESAT
Demi mempertahankan eksistensinya, NKRI rela mengorbankan rakyat
NKRI sebagai Negara nasionalisme/Ashobiyah berada di ambang kehancuran. Hal ini ditandai dengan carut marutnya system yang berlaku. Korupsi, kolusi, Nepotisme kian menjadi-jadi di berbagai bidang kehidupan. Karena memang system yang dianutnya kondusif-mengarah demikian. Kejahatan merajalela, karena hukum yang berlaku tidak membuat pelakunya jera. Sungguh ironis penjara jadi ajang tempat transaksi Narkoba. Begitupun perjinahan tidak kalah maraknya, dimana media-media justeru memfasilitasi dan mendorong masyarakat melakukan perzinahan.
Ashobiyah Vs Daulah
Namun disamping itu geliat futuhnya islam dengan berdirinya Daulah Islamiyah yang diawali oleh tegaknya Madinah di tiap-tiap wilayah Negara Ashobiyah semakin terasa. Daulah Islamiyah yang mempersatukan Negara-negara/madinah menuju tegaknya Khilafah-memang sangat ditakuti oleh Negara-negara Ashobiyah semacam NKRI, terutama “dunungannya”, yaitu Paman Sam, AS. Karena dengan Daulah tidak akan ada lagi ikatan-ikatan nasionalisme/ashobiyah. Ikatan ashobiyah adalah yang telah memporak-porandakan umat islam. Ikatan yang mempermudah umat islam diadu domba. Ikatan yang sulit antar sesama Negara yang mengaku berpenduduk muslim saling membantu, seperti Palestina, Irak, Afganistan dll. Bahkan Saudi Arabia sekalipun sebagai tempat kelahiran Nabi saw nyaris tidak bersuara- justru berteman akrab dengan Paman Sam/AS, gudangnya tokoh-tokoh Zionis. Dengan Daulah mimpi buruk yang dialami umat islam selama ini tidak akan terjadi lagi, sebagaimana yang pernah dialami oleh umat islam sepanjang 14 abad, semenjak terbentuknya Yatsrib jadi Madinah pertama hingga runtuhnya Kekhalifahan di Turki tahun 1923. Dari tahun itulah umat islam jadi “buronan’, DPO Thogut di bumi Allah. Insya Allah (Nasrulloh wafathun qoriib) sebentar lagi bumi Alloh akan kembali direbut oleh pemilik syahnya dalam AQIDAH MULKIYAH, IKATAN PEMERINTAHAN ALLOH.
Aliran sesat made in NKRI
Maka untuk mengantisipasi itu (tegaknya Al-Islam) dibuatlah isu aliran sesat. Mereka sendirilah yang memprakarsai terbentuknya kelompok2 sempalan aliran sesat. Dari mulai Opsus, Komji, kasus Imron versi Ali Murtopo di awal era Orba, hingga terbentuknya LDII/Lemkari, NII KW IX dan bebasnya Ahmadiyah mengembangkan ajarannya di wilayah NKRI. Kita bisa melihat bagaimana eksisnya LDII sebagai organisasi keagamaan-walaupun sudah dimaklumi sebagai aliran sesat, oleh MUI sekalipun. Begitu pula KW IX dengan Ponpes Al-Zaitunnya. Bahkan tokoh-tokoh NKRI begitu membanggakan kehadiran Ponpes termegah se Asia Tenggara ini. Dimana tiap-tiap Milad Al-zaitun, tokoh-tokoh semacam Harmoko, Wiranto, Habibie, Try Sutrisno, Hendropriyono berbondong-bondong menghadiri hajatan tahunan ini. Termasuk salah satu gedung dinamai Gedung Soeharto. Dari sini saja kita sudah bisa membaca, siapa dibalik maraknya kembali isu aliran sesat saat ini.
Dengan tujuan untuk mempertahankan NKRI dari “gangguan” Daulah dibuatlah “topeng-topeng” Daulah. Direkrutnya-ah anak-anak muda polos dan sebagian aktifis yang sedang ideal-idealnya. Dan dibikinlah doktrin2, ajaran2 yang mirip-bahkan nyaris sulit untuk membedakannnya. Hal ini untuk menjadi “konsumsi” ormas2 islam yang masih setia berada dibawah naungan Pancasila. Sehingga Ormas2 islam inilah yang menjadi ujung tombak untuk menghadang laju Daulah dengan tuduhan aliran sesat. Begitupun anak-anak polos yang tidak melek politik dan mudah diming2 simbol “perjuangan islam” menjadi korbannya. Orang tuanya yang telah melahirkan dan merawatnya hingga remaja-pun jadi korban kehilangan anaknya.
Hanya dalam AnNur permainan ini bisa terlihat jelas. Sementara dalamAdzdzulumat, dalam naungan system gelap gulita, system iltibas/kolaborasi Al Haq wal bathil, system yang penuh kompromi antar ideology, fenomena ini nampak samar-samar. Hingga yang terjadi adalah prasangka, saling tuduh, saling curiga, saling menduga dan berujung di meja-meja seminar, kajian, talk show, warning spanduk, demonstrasi dan sebangsanya. Wallohu ‘alam bishowab
Salim al-Muhajir