link menu

Friday, December 27, 2013

Vonis Sesat

Memvonis suatu ajaran apakah itu Al-Haq atau Al-Batil pada hakekatnya adalah hak perogratif Allah dan RasulNya. Namun manusia diberi potensi yang sama oleh Allah untuk bisa menyimpulkan kebenaran dan kesalahan suatu ajaran. Potensi tersebut adalah potensi bertauhid yang sama rata diberikan kepada selueuh anak keturunan adam di alam ruh (Qs 7 : 172).
Kemudian setelah lahir ke alam dunia manusia diberi potensi hati, pendengaran dan penglihatan (Qs 16 : 78, 7 : 179), tentunya dibarengi dengan potensi eksternal, yaitu berupa Hidayah (Qs 2 : 2, 48 :28). Namun untuk memvonis suatu ajaran sesat, tidak lantas memvonis dengan membabi buta. Bahkan MUI sekalipun sangat berhati-hati mengeluarkan fatwa sesat kepada suatu ajaran dan kelompok. Perlu adanya klarifikasi (tabayyun), fakta, dalil dan argumen yang bisa dipertanggung jawabkan, tidak asal menuduh.

DAKWAH tidak Sekedar KATA !

Dakwah yang kini identik dengan ceramah, tabligh, khutbah, nasihat atau pidato, dan dilakukan oleh segelintir orang (ustadz, mubaligh, santri, aktifis). Ternyata tidaklah sesempit itu maknanya. Namun Dakwah adalah suatu KERJA NYATA yang harus dilakukan oleh setiap orang yang sudah menyatakan keimanannya/ikrar Syahadatain kepada Allah melalui aparatNya (Qs 48 : 10), dalam rangka melahirkan manusia-manusia yang siap ditata dan diatur, serta tunduk pada kehendak-Nya (Mukmin-Mukhlis). Yang akan menjadi penyangga dalam rangka tegaknya AL-ISLAM di dunia ini umumnya dan di Indonesia khususnya. Dengan jelas dan tegas bahwa dakwah yang dilakukan adalah untuk MENGAJAK manusia yang berada dalam system nonwahyu (jahiliyah/batil/thogut) kepada system wahyu (al Islam), BUKAN MENGAJAK manusia kepada kelompok, golongan, organisasi, faksi ataupun partai (Ashobiyah).

SABILILLAH Vs SABILITHOGUT

“Orang-orang beriman berperang di Jalan Allah, dan orang-orang kafir berperang di Jalan Thogut. Sebab itu perangilah kawan-kawan Syetan itu, karena sesungguhnya tipu daya Syetan itu lemah” (Qs An-Nisa [4] : 76)
Dalam Al-Qur’an kalimat sabil sering dihubungkan dengan kalimat Allah dan at-Thagut. Sehingga membentuk kalimah SABILILLAH, artinya “Jalan Allah”. atau SABILITHOGUT, artinya “Jalan Thogut”. Jalan Allah adalah jalan yang lurus, sedangkan Jalan Thagut adalah jalan yang sesat.

Sabilillah
Sabilillah adalah cara, sistem, metode atau sarana/prasarana untuk terlaksananya pengabdian kepada Allah. Tidak akan diterima amal seseorang kalau tidak berada pada SABILILLAH. Sebagai contohnya “INFAQ”. Allah menyuruh muslim agar berinfaq fi Sabilillah/di Jalan Allah. “Dan berinfaqlah di “jalan Allah”….”

Kalau Engkau Memang Jantan, Segera Nikahilah Aku !! (jangan cuma mengajak berpacaran !!!!!!)

Jika seorang pria tulus mencintai wanita tentu sang pria berharap sang wanita selalu selamat dan tidak mungkin sang pria secara sengaja mencelakakan wanita.

Kecuali jika sebenarnya hanyalah nafsu yang berkedok cinta maka bisa saja si pria tidak peduli dengan keselamatan wanita asalkan hasratnya terpenuhi, dia tak peduli apakah si wanita akan celaka atau tidak, yg penting dirinya senang.
Inilah hakekat pacaran, para pria yg memacari wanita sebenarnya cintanya tidak tulus, yang ada sebenarnya hanyalah nafsu dan hasrat pribadi, bukan cinta. BUKTINYA dia tidak peduli jika wanita yang dipacarinya celaka dan masuk neraka, asalkan dirinya bisa bersenang-senang dengan wanita tersebut, jadi sudah jelas cintanya itu palsu, sebenarnya hanya nafsu saja.

Aku tahu


"Aku tahu, Tuhan telah menganugrahkan rasa yang sama untukmu pun utukku, namun sayang di tempat yang berbeda"


Mia Ira Antika
Mandala, 27 Desember 2013; 21:31



Friday, December 6, 2013

Keyakinan


Ketenangan jiwa dan ketenteraman hati di kehidupan dunia ini hanya dapat diraih ketika seorang hamba mengimani qadha’ dan taqdir Allah Swt. Keyakinan yang mengajarkan bahwa segala sesuatu terjadi dan tunduk pada kehendak Allah Swt. 

Walaupun semua manusia berkumpul dan bersepakat
untuk menimpakan suatu kemudharatan kepada seseorang, niscayaa mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali yang telah ditetapkan oleh Allah Swt, sebaliknya mereka juga tidak akan mampu memberikan suatu kemanfaatan kepada orang lain tanpa kehendak Allah Swt.