link menu

Wednesday, May 23, 2012

Kado Terindah dari Sahabat

Jangan lagi kau teteskan air matamu…
Hanya untuk luka di masa lalu ,
Aku di sini untukmu
Membalut luka memadamkan bara

Semua yang pernah terjadi..
Anggaplah angin yang telah berlalu ,
Seiring musim yang terus berganti ,
Jangan kau bersedih ,
Aku akan selalu menemanimu ,
Seperti apapun dirimu …

Takkan ku biarkan , letih menghampirimu
Dan keresahan membuatmu terpuruk
Yakinlah pada persahabatan yang kita genggam
Akan mampu membuka sang mentari
Agar terus bersinar ,
Menghangatkan , dan menghadirkan kebahagiaan

Jangan lagi kau resahkan , semua yang pernah terjadi
Biarkan berlalu , terhempas oleh keyakinan
Bahwa hidup akan terus berganti ,
Takkan selamanya kesedihan bersemayam
Pasti akan berganti..
Bila kita berusaha , tuk merubahnya..
Yakinlah…
Kuasa-Nya selalu ada..


"PAGAR" 
01 Mei 2012

Wednesday, May 2, 2012

CahayaMu



"Lembaran demi lembaran kertas dalam buku kecilku,, terlihat kusam namun tetap indah tuk di pandang..
Di situlah pernah ku torehkan tinta di atas lembarannya, mengikuti rasa yang seirama dengan apa yang kurasakan saat itu,,

Kini ku buka, tulisanku,,, inikah tulisanku…
Tertawa ku melihatnya namun dengan sekejap ku bisa menangisinya,,,

Skenario hidup yang telah Tuhan tetapkan padaku,,sungguh begitu indah..
Jalanan yang sungguh berliku tuk sampai pada satu ketetapan hati yakni sebuah Keyakinan atas sebuah kebenaran..

Lima tahun silam ku temukan sebuah cahaya dalam hidupku,, cahaya yang senantiasa ada meski ku sembunyikan, cahaya yang selalu senantiasa ada meski ku tak menginginkan, cahaya yang selalu senantiasa ada meski ku tak pedulikan.
Engkau indah namun tak mampu ku melihatnya, Engkau  menyejukan namun tak mampu ku merasakannya,,
Tuhan, tak henti-henti nya ku bersyukur padaMu, karena Engkau telah sampaikan cahaya itu untukku.  Cahaya yang kini tak kan pernah ku lepaskan, meski ancaman maut di hadapan. Cahaya yang tak kan pernah ku sembunyikan lagi... yang selalu ku inginkan dan jadi nomor 1 dalam hidupku.
Hari ini 01 Mei 2012, ku menulis kembali, entahlah,,,
masihkah bisa kelak ku membacanya kembali.
Tuhan, ini lah pintaku ,,
kapanpun, dimanapun, hidupkanlah aku dengan kemuliaan atas RidhaMu, matikan aku dengan limpahan kasih sayangMu, serta tempatkanlah aku kelak dalam syurgaMu bersama orang-orang golonganMu.Aamiin,,"

Merindu Negara Allah


Allah menjadikan bumi ini sebagai tempat manusia untuk beribadah kepada-Nya. Maka untuk mewujudkan tujuan Allah mencipta manusia (Qs 56:51) dan menjadikan bumi ini, maka Allah merancang sistem (tata aturan, hukum atau Syari’at) dalam Diinul Islam agar manusia bisa beribadah kepada-Nya dengan contoh yang diperagakan oleh Rasul-Nya. “Dia yang telah mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan Dinul Islam agar dimenangkan atas seluruh Din yang ada, walaupun orang-orang musyrik tidak menyuakainya (Qs 48 : 28, 9 :33).

Secara logika maka kita bisa memahami bahwa bisa terlaksananya penghambaan manusia kepada Rab-nya secara sempurna dan menyeluruh dalam segala asfek kehidupan, bukan hanya ritual saja, hanyalah dalam wujud sebuah institusi yang berwenang dan berkuasa/berdaulat penuh secara de jure de facto. Yang kini disebut sebuah lembaga negara. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasul Saw dengan membentuk MADINAH (tempat tegaknya dinul Islam) di Yatsrib.

Di Wilayah Nusantara ini, ideologi/cita-cita untuk mewujudkan lembaga pengIbadahan pasca runtuhnya kekhilafahan Islam ini telah dirintis kembali oleh para pejuang Islam yang bahu membahu melawan kaum Kuffar Belanda yang menjajah wilayah ini. dari mulai Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro dll hingga HOS Cokroaminoto, SM.Kartosuwiryo dll. Dalam perkembangannya pada saat itu hingga era Revolusi pasca Proklamasi, baik itu Proklamasi RI maupun Proklamasi NII. Seluruh umat Islam yang diwakili oleh tokoh-tokohnya telah mewujudkan keseriusannya untuk membentuk Negara Allah (kita sebut demikian, karena istilah Negara islam telah dimanipulasi, dipolitisasi dan diracuni, terutama oleh KW IX al-Zaytun). Baik itu tokoh-tokoh yang tergabung dalam wadah yang konstitusional menurut istilah mereka. Seperti halnya Muhamad Natsir (Masyumi), Wahid Hasyim (NU), Agus Salim, Abdul Kahar Muzakir dll yang merumuskan Piagam Jakarta dan memperjuangkan untuk menjadikan Islam sebagai dasar Negara dalam Sidang konstituante tahun 1956 di Bandung, maupun yang berjuang dengan pola furqon sebagaimana halnya SM.Kartosuwiryo. Kita patut bersyukur, karena saat itu tokoh-tokoh Islam seragam komitmen dengan keislamannya untuk mewujudkan daulah Islamiyah.

Namun kini, hal itu tidak terjadi lagi. Tokoh-tokoh yang mengaku sebagai tokoh Islam justru menolak kalau boleh kita sebut demikian. Seperti halnya ungkapan mendiang Gus Dur yang tokoh NU,mengatakan musuh saya adalam Islam kanan, islam yang ingin menjadikan Islam sebagai dasar Negara. Kemudian Amien Rais, tokoh Muhamadiyah mengatakan bahwa tidak ada ayat dalam al-Qur’an yang menerangkan tentang wajibnya tegak Negara Islam. Begitupun Imam Masjid Istiqlal, Ali Mustofa yakub mengatakan bahwa bagi siapa saja mau menegakkan Negara Islam, maka silahkan keluar dari Indonesia dan mencari negara lain yang mau menegakkannya (TvOne-Apa Kabar Indonesia).

Padahal dalam Qs 48:28 dan Qs 9:33 diatas bahwa hanya orang-orang musyrik yang membenci Idzharnya/tegak nya al-Islam, mengapa mereka muslim bahkan tokohnya, justru bersikap seperti orang musyrik?.

Kita sebagai orang beriman tentu ingin beribadah sebagaimana Ibadah yang dikehendaki Allah dengan tata pelaksanaannya telah dicontohkan Rasul-Nya. Maka kita menyadari seruan Allah untuk melaksanakan Islam secara kaffah. “wahai orang-orang beiman masuklah kamu kedalam Islam secara menyeluruh/kaffah….(Qs 2:208). Hal itu hanya bisa terlaksana dalam wadah yang bernama NEGARA ALLAH. Bagaimana bisa kita melaksanakan islam dan hukum-hukumnya secara menyeluruh bila kita bersama-sama juga untuk melaksanakan Dasar Negara buatan manusia, yang digali dari nilai-nilai budaya nenek moyang, “Jika mereka diseru untuk menjalakankan apa-apa yang diturunkan Allah dan kepada rasulNya, mereka menjawab cukuplah apa-apa yang datang dari nenek moyang kami. Walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui dan tidak mendapat petunjuk (QS 5 : 104). “Bagimu Dinmu, Bagiku Dinku “(Qs al-Kafirun ayat 7). Disana akan terjadi sekulerisme, pemisahan antara Islam dengan Negara.

Sayonara Jahiliah


Yang mencegahku adalah firman Allah SWT.
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa"(QS.Az zukhruf:67).

Maka wajar jika ku benci sikap ini, sebab ku takut jika cintaku padamu menjadi permusuhan di hari kemudian.

Seandainya aku mencintai seorang ikhwan, niscaya dia adalah dirimu. Tetapi aku lebih menyukai apa yang hakikatnya terdapat dalam dirimu secara  khusus. Itulah yang tidak ku ketahui dan engkau juga tidak mengetahuinya. Itulah makna yang terdapat dalam dirimu,,, bukan jasadmu..

Aku telah membuka wajahku pada seorang lelaki dengan memberikan harapan. Memang seolah-olah aku tidak membuka jilbabku, tapi sebenarnya justru aku telah melepaskan jilbabku,,
Astagfirullah,, ku mohon ampunanMu ya Rabb...