link menu

Tuesday, March 19, 2013

Cinta diatas cinta

“Cinta adalah kehidupan. Kala cinta hilang dari jiwa seseorang, ia bagaikan hidup dalam kematian. Cinta adalah cahaya. Kala cinta hilang dari hati seseorang, ia bagaikan berada dalam kegelapan. Cinta laksana obat penawar. Kala tak ada cinta, hati akan ditimpa penyakit. Cinta adalah nikmat. Jika seseorang tidak mendapatkannya, hidupnya penuh kegelisahan. Orang yang tengah jatuh cinta hanya menginginkan sesuatu yang disukai kekasihnya. Seseorang mencintai segala hal yang dicintai kekasihnya dan membenci segala sesuatu yang dibenci oleh kekasihnya. Cinta membangkitkan kepribadian dan memunculkan kekuatan-kekuatan yang ada di dalamnya. Cinta juga membebaskan manusia dari sekat-sekat dalam kehidupan.”  

Ini lah kalimat yang saya kutip dari salah satu buku yang saya baca seputar cinta. Cinta merupakan sebuah anugerah dari Tuhan, beruntunglah orang-orang yang memiliki cinta dalam hatinya.

Cinta,, hmm,, barangkali definisi cinta yang paling tepat adalah kebergantungan hati kepada sesuatu sehingga menyebabkan kenyamanan di hati saat berada di dekatnya atau perasaan gelisah saat berada jauh darinya. Definisi ini mungkin hanya berlaku dalam konteks cinta manusia terhadap manusia/makhlukNya. Namun tidak demikian halnya persoalan cinta seorang makhluk kepada Tuhannya sebab tidak pada tempatya kata “nyaman” dan “gelisah” disandarkan kepadaNya. Dia maha suci dari semua itu.

“Cinta diatas cinta” selama ini belum ku pahami betul kalimat ini, namun kini sedikitnya ku mengerti. Tahukah kamu dibalik dirimu ada seonggok ruh suci yang senantiasa mengingatkanmu akan cinta pertama mu dulu. Tidakkan kamu merasakan ada kerinduan dalam dirimu terhadap sesuatu yang tak tampak di matamu? Tidakkah kamu merasa rindu terhadap sesuatu yang jauh darimu? Apakah kamu tidak merasakan adanya keinginan untuk tunduk terhadap sesuatu? Pernahkah kamu merasa lemah, butuh pertolongan, lalu kamu merasakan bahwa Allah maha kuat dan tempat bergantungnya seluruh alam? Itu semua tak lain karena bisikan ruh kepadamu. Sesuatu yang terjadi ini, sulit ditemukan meski oleh para peneliti sekalipun. Ini sebuah rahasia gejolak jiwa yang ada pada seorang dirimu.

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"." QS. Al-A’raf: 172

Itulah bukti cinta pertamamu dulu. Mungkin kamu bertanya dimana letak cintanya?? Cerita cinta dalam ayat itu terletak pada pertanyaan Allah kepada ruh. Tidakkah kamu ketahui bahwa apa yang dirasakan oleh jiwamu seperti persaan sedih, rasa rindu dan rasa haru ketika ruh/jiwamu menceritakan kepadamu tentang kepenatannya, mengembalikan dan menceritakan kepadamu tentang kesedihan masa lalunya dan janji-janjinya?

Ada hal yang menghalang-halangimu dari perasaan luhur ruh mu itu, yakni naluri kebinatangan dan hawa nafsu. Saat kau ikuti naluri kebinatanganmu dan hamwa nafsumu, maka sungguh kamu akan celaka. Karena naluri kebinatangan dan hawa nafsumu yang ada dalam dirimu hanya melihat keindahan yang fana dan menjauhkan/menghalang-halangimu dari cinta suci.

Namun ruh manusia , apapun bentuknya akan cenderung pada sesuatu yang dicinta dan diyakininya paling indah tiada duanya, yaitu Allah swt.
Ketika itu akan lahirlah cinta yang baru, cinta yang lahir dari proses pembersihan diri, pendekatan kepada Allah dan rasa syukur yang diucapkan setiap waktu. Inilah yang dinamakan Cinta di atas cinta.

Ibadah kepadaNya adalah efek/buah dari cinta. Kamu mau berjuang, berkorban dan diatur oleh Allah itu adalah buah/efek dari cinta. Maka hadirkanlah cinta.
“Cintailah Allah atas apa yang Dia berikan kepadamu dari berbagai nikmatNya” (HR. Turmudzi dan Anas)
Sering-seringlah bertafakur, karena setiap apa yang kamu lihat tak ada 1 titikpun yang terlepas dari ciptaanNya, kemanapun kau melihat maka kamu akan melihat ke-Maha kuasaanNya. Dengan begitu akanlah mucul “Dzikir” yang kemudian kau ucapkan menjadi sebuah rangkaian kalimat indah Subhanallah walhamdulillah Allahuakhbar Laillahailallah sepanjang waktu..

Semoga kita senantiasa berada dalam jalan cinta pencipta kita Allah swt.

#inspired by the book "Al-qur'an kitab cinta"

wallahualam bishowab..
Share on :