Ini lah kalimat yang saya kutip dari salah satu buku yang saya baca seputar cinta. Cinta merupakan sebuah anugerah dari Tuhan, beruntunglah orang-orang yang memiliki cinta dalam hatinya.
Cinta,, hmm,, barangkali definisi cinta yang paling tepat
adalah kebergantungan hati kepada sesuatu sehingga menyebabkan kenyamanan di
hati saat berada di dekatnya atau perasaan gelisah saat berada jauh darinya.
Definisi ini mungkin hanya berlaku dalam konteks cinta manusia terhadap
manusia/makhlukNya. Namun tidak demikian halnya persoalan cinta seorang makhluk
kepada Tuhannya sebab tidak pada tempatya kata “nyaman” dan “gelisah”
disandarkan kepadaNya. Dia maha suci dari semua itu.
“Cinta diatas cinta” selama ini belum ku pahami betul kalimat ini, namun kini sedikitnya ku mengerti. Tahukah kamu dibalik dirimu ada seonggok ruh suci yang senantiasa mengingatkanmu akan cinta pertama mu dulu. Tidakkan kamu merasakan ada kerinduan dalam dirimu terhadap sesuatu yang tak tampak di matamu? Tidakkah kamu merasa rindu terhadap sesuatu yang jauh darimu? Apakah kamu tidak merasakan adanya keinginan untuk tunduk terhadap sesuatu? Pernahkah kamu merasa lemah, butuh pertolongan, lalu kamu merasakan bahwa Allah maha kuat dan tempat bergantungnya seluruh alam? Itu semua tak lain karena bisikan ruh kepadamu. Sesuatu yang terjadi ini, sulit ditemukan meski oleh para peneliti sekalipun. Ini sebuah rahasia gejolak jiwa yang ada pada seorang dirimu.
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"." QS. Al-A’raf: 172
Itulah bukti cinta pertamamu dulu. Mungkin kamu bertanya
dimana letak cintanya?? Cerita cinta dalam ayat itu terletak pada pertanyaan
Allah kepada ruh. Tidakkah kamu ketahui bahwa apa yang dirasakan oleh jiwamu seperti
persaan sedih, rasa rindu dan rasa haru ketika ruh/jiwamu menceritakan kepadamu
tentang kepenatannya, mengembalikan dan menceritakan kepadamu tentang kesedihan
masa lalunya dan janji-janjinya?
Ada hal yang menghalang-halangimu dari perasaan luhur ruh mu
itu, yakni naluri kebinatangan dan hawa nafsu. Saat kau ikuti naluri
kebinatanganmu dan hamwa nafsumu, maka sungguh kamu akan celaka. Karena naluri
kebinatangan dan hawa nafsumu yang ada dalam dirimu hanya melihat keindahan
yang fana dan menjauhkan/menghalang-halangimu dari cinta suci.
Namun ruh manusia ,
apapun bentuknya akan cenderung pada sesuatu yang dicinta dan diyakininya
paling indah tiada duanya, yaitu Allah swt.
Ketika itu akan lahirlah cinta yang baru, cinta yang lahir
dari proses pembersihan diri, pendekatan kepada Allah dan rasa syukur yang
diucapkan setiap waktu. Inilah yang dinamakan Cinta di atas cinta.
Ibadah kepadaNya
adalah efek/buah dari cinta. Kamu mau berjuang, berkorban dan diatur oleh Allah
itu adalah buah/efek dari cinta. Maka hadirkanlah cinta.
“Cintailah Allah atas
apa yang Dia berikan kepadamu dari berbagai nikmatNya” (HR. Turmudzi dan
Anas)
Sering-seringlah bertafakur, karena setiap apa yang kamu
lihat tak ada 1 titikpun yang terlepas dari ciptaanNya, kemanapun kau melihat
maka kamu akan melihat ke-Maha kuasaanNya. Dengan begitu akanlah mucul “Dzikir”
yang kemudian kau ucapkan menjadi sebuah rangkaian kalimat indah Subhanallah walhamdulillah Allahuakhbar
Laillahailallah sepanjang waktu..
Semoga kita senantiasa berada dalam jalan cinta pencipta
kita Allah swt.
#inspired by the book "Al-qur'an kitab cinta"
#inspired by the book "Al-qur'an kitab cinta"