Bahwa gen-gen tak lebih adalah benda mati yang tersusun secara khas. Tapi, susunan benda mati itu ternyata memiliki makna alias informasi yang berfungsi sebagai perintah untuk membentuk sistem yang lebih besar. Bukankah mustahil, benda mati bisa memberikan perintah sedemikian kompleks dan teratur? Siapakah aktor di balik molekul-molekul yang sedang memberikan perintah itu? Karena, susunannya sedemikian indah dan menakjubkan. Dan lantas menghasilkan tatanan yang luar biasa mempesona, mengarah kepada sistem yang sangat kompleks dalam drama kehidupan manusia.
Ya, siapakah yang sedang ‘berkirim surat’ lewat segala macam partikel penyusun alam semesta ini? Para atheis menghindari suasana yang sangat mempesona itu, dengan memutus penelusuran lebih dalam kepada ‘Sesuatu’ yang Maha Agung di baliknya.
Semua variabel alam semesta yang empat itu - ruang, waktu, materi, energi - semata-semata benda mati yang tidak punya tujuan. Tidak punya program. Dan tidak punya kehendak. Sistem informasi itulah yang telah menginisiasi empat variabel untuk bergerak secara terprogram mengarah pada tujuan tertentu.
Bagi orang semacam Murakami, hal ini sudah cukup menjadi bukti adanya Tuhan. Dan bagi Ibrahim, itu pun sudah cukup untuk menggetarkan sendi-sendi jiwanya, menyambut ‘uluran tangan’ dari Sang Maha Cerdas, Maha Berkuasa, lagi Maha Bijaksana..!
QS. Fushshilat (41): 53-54
Kami akan memperlihatkan kepada mereka (orang-orang yang percaya kepada Allah) tanda-tanda (keberadaan) Kami di seluruh penjuru Bumi dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu benar. Tidak cukupkah (bagimu) bahwa sesungguhnya Tuhanmu menyaksikan segala sesuatu?
Ketahuilah, sesungguhnya mereka (orang-orang yang tidak percaya Tuhan itu) berada di dalam keraguan tentang pertemuan dengan-Nya. (Padahal) ingatlah, sesungguhnya Dia (sudah hadir) meliputi segala sesuatu.
_agus mustofa_