Menyaksikan berbagai fenomena yang tertangkap oleh indra, setiap hari setiap saat, membuat saya berfikir dan sedikit termenung.
Aku melihat negeriku saat ini bak bangunan yang telah lapuk, yang bisa kapan saja ambruk.
Pondasi yang tidak kuat, tiang yang rapuh serta atap yang sudah pada bolong dengan dinding yang roboh.
Aturan negeri yang tidak berpijak, dikendalikan makhluk disertai masyarakat yang apatis. Entah ini tentang kepercayaan ataukah pilihan.
Rakyat sudah tidak peduli dengan urusan pemerintah, begitupun pemerintah sudah tidak peduli dengan urusan rakyat. Ah negeriku..
Manusia yang kian hari kian sibuk dengan urusan pribadinya, sudah tidak peduli lagi dengan keadaan lingkungannya. Kepuasan pribadi harta, tahta serta cinta itulah puncak pencapaian tertinggi kebanyakan.
Ketika rasa menjadi dasar segala, ayat-ayat serta puisi cinta banyak berhamburan, namun sayang, cinta yang sebatas kepuasan rasa.
Ketika rasa menjadi dasar segala, ayat-ayat serta puisi cinta banyak berhamburan, namun sayang, cinta yang sebatas kepuasan rasa.
Mereka seolah hidup sekali mati, hilang arah dan tujuan. Agama hanya jadi hiasan, hidup tanpa aturan. Apa sebenarnya yang ingin dicipta?
Para pengubah negeri berdatangan, umpama seorang ksatria yang kesiangan. Tak lebih dari sekedar omongan dan rayuan.
Orang yang mengaku shaleh tak lebih dari seorang pengecut. Kehidupannya tak jauh beda dari orang yang salah. Ohh....
Inilah masaku, inilah kehidupanku..
Aku?
JanjiMu pasti, aku disini menyaksikan kehidupanku, berusaha menepati janjiku dan tak ingin menjadi seorang pengecut.
Mia Ira Antika;
Puncak Ledeng, 13 April 2014; 02.07 AM
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, terimakasih telah berkunjung :)