Menjadi
manusia yang bermanfaat untuk diri dan sekitar itu adalah hal yang ingin saya
lakukan. Belajar melatih diri untuk siap menjadi manusia yang bermanfaat kapanpun
dan dimanapun berada, kemanfaatan yang berstandarkan ridha Allah tentunya. Ketika
saya mendapatkan ilmu pada sebuah forum minggu lalu, mengingatkan kembali akan hakikat
hidup di dunia. Satu hal yang memang selalu saya lupakan akan kehidupan
akhirat, yang menjadikan saya lalai dalam menjalani hidup di dunia ini. Bahwa
kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, singkat sekali. Bagaimana cara kita mengisi/
memanfaatkan waktu yang singkat itu. Bukan waktunya egois dan mementingkan rasa
serta mementingkan sendiri lagi. Karena saya mempunyai tugas, tugas yang tuhan
percayakan pada saya menjadi hambaNya dan khalifah di muka bumi ini.
Berbicara
cita-cita dari semenjak saya sekolah SD saya mempunyai cita-cita menjadi
seorang Dosen, awalnya Papa yang menginspirasinya saat itu, hingga saya mau
menjadi seorang dosen, semoga kesampaian aamiin. Saya yakin ketika ada niatan
dan usaha Allah pasti akan membuka-buka kan jalannya insyaallah.
“Cita-cita
itu tarap keinginan tertinggi”, pemikiran ini datang ketika masuk dunia
mahasiswa. Ternyata saya memiliki banyak keinginan dan keinginan tertinggi saya
ternyata ingin mendapatkan kemuliaan hidup bahagia dan mendapat surga di
akhirat kelak, tidak hanya sebatas menjadi seorang dosen.
Cita-cita
yang menuntutku untuk segala mampu, mampu dalam hal apapun. Melatih
berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, mampu menyikapi suatu
permasalahan dan sebagainya, pada intinya saya harus bisa. Belajar dan terus
belajar.
Jika hidup itu untuk berkaya, maka saya ingin
membuat karya terbaik sampai dimana saya meninggalkan dunia ini pun karya itu
masih tetap ada.
Kembali
pada kemanfaatan, saya ingin bermanfaat untuk sekitar. Kapanpun dan dimanapun, di kampus, sekolah, kosan, dll. di tempat kelahiran saya khususnya
Bojong-Bungbulang – Garut. Apa yang bisa saya persembahkan? Harusnya ada.
Berbicara keinginan pula, saya ingin mensejahterakan masyarakat di kampung saya disana, meskipun hanya kemungkinan kecil untuk tinggal di sana, tapi saya mau mengajak mereka untuk berfikir serta menyadarkan suatu kebiasaan menjadi satu hal yang
luar biasa ditengah kondisi yang tengah amuradulnya dalam segala hal.
Saya
orang islam, standar berbuat harus berdasarkan aturan islam, saya ingin
mengabdi kepada Tuhan saya, dengan karya-karya terbaik saya untuk Tuhan saya,
Allah swt.
Saya suka dengan lebah yang menghasilkan madu, mereka memberikan banyak kemanfaatan, mereka punya pasukan yang kompak serta mempunyai senjata ampuh. 1 hal lagi yang paling menarik darinya, ketika telah mengeluarkan senjata ia akan terurai lemah bahkan banyak yg sampai mati, hanya untuk melindungi madu-madu yang dihasilkannya itu ketika mendapatkan gangguan. Perjuangan mereka mungkin disana, antara hidup menghasilkan madu atau mati.. :D Banyak pelajaran yang bisa diambil dari makhluk yang satu ini, salah satunya kemanfaatan, berjamaah serta perjuangan.
bee |
Tuhanku,
saya sering lalai dan bisa jadi saat ini semangat sedetik kemudian loyo
kembali, namun kuharap senantiasa kau beri kesabaran, dan keisthiqomahan dijalanMu.
Mia Ira Antika;
Puncak Ledeng; 20 November 2013; 05:20
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, terimakasih telah berkunjung :)