Penglihatan kadang lebih peka daripada pendengaran, orang akan lebih mudah menerima apa yang diihatnya, meski tak sedikit orang menerima lewat apa yang didengarnya. Ya tak sedikit orang brutal ketika apa yang dilihat dan didengarnya berbeda, yang yakin menjadi tak yakin, yang menyukai menjadi tak menyukai, yang mengagumi menjadi tak mengagumi, yang mencintai menjadi tak mencintai pun sebaliknya.
Keterbatasan yang ada pada manusia itulah, yang menuntut seringkali manusia menjadi manusia yang sempurna, apa yang dilihatnya apa yang didengarnya itu menuntut adanya keharmonisasian. #eaa
Semakin jelas saja mengapa dulu Rasulullah mengajarkan kita menyampaikan kabar gembira / menyampaikan Islam itu dengan lisan dan perbuatannya. Karena memang kebanyakan dari manusia itu terbatas. Beliau mampu membuat orang menyukai, mengagumi, mencintai dirinya tanpa harus mengeluarkan kata-kata indahnya.
Kita yang menjadi manusia masa kini, memang sudah seharusnya menjadikannya (Rasulullah) sebagai tauladan, contoh bagi kita. Belajar, belajar dan belajar untuk senantiasa menerima, memahami dan mengamalkan apa yang Allah percayakan pada kita.
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar, terimakasih telah berkunjung :)